PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
“TITRASI ASAM BASA”

Disusun oleh
Nama : Lisa Anggraini
Kelas : XI IPA 5
No.Absen : 17
SMA NEGERI 6 SEMARANG
TAHUN AJARAN 2013/2014
“TITRASI ASAM BASA”
A. TUJUAN
Menentukan
konsentrasi larutan CH3COOH dengan larutan NaOH melalui titrasi asam
basa.
B. DASAR TEORI
Titrasi merupakan salah
satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan suatu zat dengan cara
mereaksikan larutan tersebut dengan zat lain yang diketahui konsentrasinya.
Prinsip dasar titrasi asam basa didasarkan pada reaksi nertalisasi asam basa.
Titik ekivalen pada
titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah asam tepat di netralkan oleh
sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan pH. pH pada titik
equivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari netralisaasi asam
basa. Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah yang memiliki
rentang pH dimana titik equivalen berada. Pada umumnya titik equivalen tersebut
sulit untuk diamati, yang mudah dimatai adalah titik akhir yaang dapat terjadi
sebelum atau sesudah titik equivalen tercapai. Titrasi harus dihentikan pada
saat titik akhir titrasi tercapai, yang ditandai dengan perubahan warna
indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik equivalen.
Dengan pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil kesalahan
titrasi.
Pada titrasi asam kuat
dan basa kuat, asam lemah dan basa lemah dalam air akan terurai dengan sempurna. Oleh karena itu ion hidrogen dan ion
hidroksida selama titrasi dapat langsung dihitung dari jumlah asam atau basa
yang ditambahkan. Pada titik equivalen dari titrasi asam air, yaitu sama dengan
7.
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:
1. Rasa: masam ketika dilarutkan dalam air.
2. Sentuhan: asam terasa menyengat bila disentuh, terutama
bila asamnya asam kuat.
3. Kereaktifan: asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam,
yaitu korosif terhadap logam.
4. Hantaran listrik: asam, walaupun tidak selalu ionik,
merupakan elektrolit.
5. Mengubah lakmus biru menjadi merah
Sifat-sifat Basa :
1. Kaustik
2. Rasanya
pahit
3. Licin seperti sabun
4. Nilai pH lebih dari sabun (>7)
5. Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
6. Dapat menghantarkan arus listrik
Berikut
ini syarat-syarat yang diperlukan agar titrasi yang dilakukan berhasil :
1. Konsentrasi
titrasi harus diketahui. Larutan seperrti ini disebut larutan standar.
2. Reaksi
yang tepat antara titran dan senyawa yang dianalisis harus diketahui.
3. Titik
stoikhiomtri atau titik ekivalen harus diketahui. Indikator yang memberiakan
perubahan warna, atau sangat dekat pada titik ekivalen yang sering digunakan.
Titik pada saat indikator berubah warna disebut titik akhir.
4. Volume
titran yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekivalen harus diketahui setepat
mungkin.
C. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Buret
2. Erlenmeyer
3. Gelas
ukur
4. Corong
5. Statif
6. Pipet
tetes
Bahan:
1. Larutan
CH3COOH
2. Larutan
NaOH
3. Larutan
Felolftalein
D. CARA KERJA
1. Isi
buret dengan larutan NaOH 0,1 M sebanyak 50 ml.
2. Masukkan
10 ml larutan CH3COOH ke dalam Erlenmeyer.
3. Tambahkan
3 tetes larutan fenolftalein.
4. Lakukan
titrasi dengan cara meneteskan larutan NaOH dari buret ke dalam labu Erlenmeyer
sambil diguncangkan. Penetesan larutan NaOH dihentikan jika larutan dalam
Erlenmeyer menjadi merah muda dan warna itu tidak menghilang jika Erlenmeyer
diguncangkan.
5. Catat
volume NaOH yang digunakan.
6. Ulangi
percobaan hingga 4 kali.



Sebelum
mencapai titik
ekuivalen
Setelah mencapai titik ekuivalen
E. HASIL KERJA
Percobaan
|
Volume
NaOH (mL)
|
||||
Awal
(V1)
|
Akhir
(V2)
|
Terpakai (V2-V1)
|
|||
1
|
50
|
41
|
9
|
||
2
|
50
|
41
|
9
|
||
3
|
50
|
40
|
10
|
||
4
|
50
|
40
|
10
|
||
Rata-rata
|
50
|
40,5
|
9,5
|
||
Perhitungan:
NaOH = CH3COOH
M1
. V1 = M2 . V2
0,1
. 9,5 = M2 . 10
0,95 = 10 M2
M2 = 0,095 M
Volume
rata-rata NaOH yang digunakan 9,5 ml.
Volume
CH3COOH yang digunakan 10 ml.
F. PEMBAHASAN
Percobaan diatas diperoleh dari titrasi antara
larutan CH3COOH dengan larutan NaOH yang menghasilkan reaksi:

Pada percobaan diatas dilakukan percobaan sebanyak 4
kali. Pada percobaan pertama, volume NaOH awal 50 ml, volume NaOH akhir 41 ml,
dan volume NaOH yang terpakai adalah 9 ml. pada percobaan kedua, volume NaOH
awal 50 ml, volume NaOH akhir 41 ml, dan volume NaOH yang terpakai 9 ml. Pada
percobaan ketiga, volume NaOH awal 50 ml, volume NaOH akhir 40 ml, dan volume
NaOH yang terpakai 10 ml. Pada percobaan keempat, volume NaOH awal 50 ml,
volume NaOH akhir 40 ml, dan volume NaOH yang terpakai 10 ml.
Pada percobaan titrasi diatas perubahan warna yang
terjadi dipengaruhi oleh rentang pH antara kedua larutan tersebut. Saat terjadi
perubahan warna titik akhir titrasi harus sama dengan titik ekuivalen. Semakin jauh titik akhir titrasi dengan titik ekivalen
maka semakin besar kesalahan titrasi dan oleh karena itu, pemilihan indikator
menjadi sangat penting agar warna indikator berubah saat titik ekivalen
tercapai. Volume NaOH yang digunakan juga mempengaruhi hasil
konsentrasi CH3COOH.
G. PERMASALAHAN
1. Tuliskan
persamaan reaksi dari percobaan tersebut!

2. Berapa
konsentrasi larutan CH3COOH?
Jawab: NaOH = CH3COOH
M1
. V1 = M2 . V2
0,1
. 9,5 = M2 . 10
0,95 = 10 M2
M2 = 0,095 M
Jadi,
konsentrasi larutan CH3COOH adalah 0,095 M.
3. Faktor-faktor
apa saja yang bisa menyebabkan kesalahan pada percobaan titrasi?
Jawab: - Kurang teliti pada proses
titrasi.
- Kurang
ketelitian dalam memperhatikan perubahan warna pada indikator.
4. Apa
kesimpulan dari percobaan yang dilakukan?
Jawab:
Kadar atau konsentrasi CH3COOH (asam) dapat
ditentukan melalui proses titrasi, yaitu dengan mereaksikan CH3COOH
(titrat) yang ditambahkan 3 tetes indikator fenolftalein dengan NaOH (titran).
Titrasi harus dihentikan bila larutan CH3COOH yang dicampurkan
dengan 3 tetes indikator berubah warna dari bening hingga menjadi pink. Volume
NaOH yang digunakan akan mempengaruhi hasil konsentrasi dari CH3COOH
tersebut.
Ketelitian
dalam melakukan proses titrasi dan dalam memperhatikan perubahan warna indikator
sangat dibutuhkan.
H. KESIMPULAN
· Kadar atau konsentrasi CH3COOH (asam) dapat
ditentukan melalui proses titrasi, yaitu dengan mereaksikan CH3COOH
(titrat) yang ditambahkan 3 tetes indikator fenolftalein dengan NaOH (titran).
Titrasi harus dihentikan bila larutan CH3COOH yang dicampurkan
dengan 3 tetes indikator berubah warna dari bening hingga menjadi pink. Volume
NaOH yang digunakan akan mempengaruhi hasil konsentrasi dari CH3COOH
tersebut.
Ketelitian
dalam melakukan proses titrasi dan dalam memperhatikan perubahan warna indikator
sangat dibutuhkan.
I. DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar