KTT ASEAN
KTT ASEAN

Oleh:
Lisa
Anggraini
IX
C / 20
SMP
NEGERI 1 SEMARANG
TAHUN
AJARAN 2011/2012
v LATAR BELAKANG TERBENTUKNYA ASEAN
ASEAN atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara,
merupakan organisasi kerjasama regional negara-negara Asia Tenggara di bidang
ekonomi, social, dan kebudayaan.
Berdirinya ASEAN didorong oleh beberapa factor,
yaitu:
a. Faktor
intern, yakni setelah berakhirnya Perang Dunia II lahirlah Negara-negara baru
di Asia Tenggara. Munculnya Negara-negara baru ini pada umumnya memiliki banyak
persamaan masalah, oleh karena itu perlu sikap dan tindakan bersama untuk
mewujudkan stabilitas dan keamanan kawasan ini melalui ASEAN.
b. Faktor
ekstern, yakni akibat krisis Indocina yang ditimbulkan oleh gerakan komunis yang
berusaha menguasai seluruh Vietnam, Laos, dan Kamboja (Kampuchea) sebagai
Negara komunis, maka Negara-negara tetangga di kawasan ini merasa khawatir dan
bersepakat menghadapi ancaman ini dengan membentuk ASEAN.
v SEJARAH BERDIRINYA ASEAN
Di Asia Tenggara ada dua organisasi yang membawa
pada pembentukan. Pertama, Association of Southeast Asia (ASA) yang
dibentuk berdasarkan Deklarasi Bangkok tahun 1961 antara Malaysia, Muang Thai,
dan Filipina. Kedua, MAPHILINDO yang
dibentuk pada tahun 1963, merupakan musyawarah antara Negara-negara Malaysia,
Filipina, dan Indonesia. Karena adanya “Krisis Federasi Malaysia” yang kurang
memuaskan Indonesia dan Malaysia, maka diawali dengan ajakan Thanat Khoman dari
Birma kepada Tun Abdul Razak dari Malaysia maupun Adam Malik dari Indnesia pada
bulan Mei 1967 maka terbentuklah Deklarasi ASEAN.
Deklarasi ASEAN ditandatangani pada tanggal 8
Agustus 1967 di Bangkok (Deklarasi Bangkok) oleh 5 utusan dari 5 negara di
kawasan Asia Tenggara. Ke-5 tokoh yang menandatangani Deklarasi Bangkok adalah:
1. Adam
Malik (Menteri Luar Negeri Indonesia)
2. Tun
Abdul Razak (Menteri Luar Negeri Malaysia)
3. S.
Rajaratnam (Menteri Luar Negeri Singapura)
4. Narsisco
Ramos (Menteri Luar Negeri Filipina)
5. Thanat
Khoman (Menteri Luar Negeri Muang Thai)
Kelima Negara diatas
merupakan anggota ASEAN pada awal berdirinya. Selanjutnya dalam perkembangannya
sampai sekarang ini anggota ASEAN sudah bertambah 5 negara, yaitu:
1. Brunei
Darussalam (7 Januari 1984)
2. Vietnam
(28 Juni 1995)
3. Laos
(23 Juli 1997)
4. Myanmar
(23 Juli 1997)
5. Kampuchea
(16 Desember 1998)
v TUJUAN ASEAN
Maksud dan tujuan ASEAN seperti yang tercantum dalam
Deklarasi Bangkok 8 Agustus 1967 adalah sebagai berikut:
1. Mempercepat
pertumbuhan ekonomi, kemajuan social serta pengembangan kebudayaan di kawasan
Asia Tenggara.
2. Meningkatkan
perdamaian dan stabilitas regional.
3. Meningkatkan
kerjasam yang aktif serta saling membantu satu sama lain dalam masalah ekonomi,
social, budaya, teknik, ilmu pengetahuan dan administrasi.
4. Saling
memberikan bantuan dalam bentuk sarana-sarana latihan dan penelitian dalam
bidang-bidang pendidikan, professional, teknik, dan administrasi.
5. Bekerjasama
dengan lebih efektif dalam meningkatkan penggunaan pertanian serta industry,
perluasan perdagangan komoditi internasional, perbaikan sarana-sarana
pengangkutan dan komunikasi serta peningkatan taraf hidup rakyat.
6. Meningkatkan
study-study tentang Asia Tenggara.
7. Memelihara
kerjasama yang erat dan berguna bagi organisasi-organisasi internasional dan
regional yang ada dan bertujuan serupa.
v STRUKTUR ORGANISASI ASEAN
Untuk melaksanakan maksud dan tujuan ASEAN, maka dibentuklah struktur organisasi ASEAN.
Struktur organisasi ini antara sebelum dan sesudah KTT I di Bali 1967 ada
perbedaan.
a. Sebelum
KTT I di Bali 1967 Struktur Organisasinya sebagai berikut:
1)
Sidang Tahunan Para Menteri Luar Negeri
(ASEAN Ministerial Meeting). Sidang Tahunan ini merupakan sidang tertinggi yang
diadakan setiap tahun secara bergilir di Negara anggota.
2)
Standing committee, diketuai oleh
Menteri Luar Negeri Tuan Rumah, tugasnya melanjutkan pekerjaan ASEAN dalam
jangka waktu diantara sidang-sidang tahunan para Menteri Luar Negeri.
3)
Komisi-komisi Tetap (Pertmanent
Committee), yang beranggotakan tenaga ahli serta pejabat pemerintah
Negara-negara anggota. Tugas utama komisi ini adalah memberikan rekomendasi
terhadap rencana program ASEAN dan melaksanakan program tersebut setelah
mendapat persetujuan dari Sidang Tahunan Para Menteri.
4)
Komisi-komisi Khusus (Ad Hoc Committee),
yakni Komisi Khusus dibentuk sesuai kebutuhan ASEAN.
5)
Sekretariat Nasional ASEAN (National
Secretariast), yang bertugas untuk mengkoordinasi pada tahap nasional dalam
melaksanakan keputusan-keputusan para menteri ASEAN dan mempersiapkan agenda
petemuan Standing Committee.
b. Sesudah
KTT I di Bali 1967 Struktur Organisasinya ada perubahan, sebagai berikut:
1) Pertemuan
Para Kepala Pemerintahan (Summit Meeting)
2) Sidang
Tahunan Para Menteri Luar Negeri ASEAN
3) Sidang
Para Menteri-Menteri Ekonomi
4) Sidang
Para Menteri lainnya (Non-Ekonomi)
5) Standing
Committee
6) Komite-komite
v KONFERENSI TINGKAT TINGGI (KTT)
ASEAN
a. KTT
I di Bali (23-25 Februari 1976)
KTT I ASEAN ini
dihadiri para pemimpin negara ASEAN. Dalam KTT I ini disepakati tentang
perluasan kerjasama dengan kerjasama di bidang politik, pertahanan, keamanan
kawasan dan intelejen. Selain itu untuk menjamin stabilitas dan keamanan
kawasan dan intervensi asing maka dikeluarkan Declaration of ASEAN Concord
(Deklarasi Kesepakatan ASEAN). Juga disepakati tentang Perjanjian Persahabatan
dan Kerjasama di Asia Tenggara (Treaty of Amity and Cooperation in South East
Asia), antara lain berisi tentang dasar perilaku persahabatan antarnegara
anggota. Juga dalam KTT I ini disetujui tentang pembentukan secretariat ASEAN
di Indonesia. HR.Dharsono dari Indonesia dipilih sebagai Sekjen ASEAN Pertama.
b. KTT
II di Kuala Lumpur (4-5 Agustus 1977)
Yang lebih memfokuskan
pada masalah-masalah hubungan ekonomi dengan Jepang, Australia, dan Selandia
Baru.
c. KTT
III di Manila (14-15 Desember 1987)
Dalam KTT III ini
berhasil menandatangani Deklarasi Manila, yang isinya antara lain tentang kerja
dalam segala bidang untuk melawan proteksionisme Negara-negara indusrti dan
mengadakan usaha bersama guna menjaga ketertiban, keamanan, dan stabilitas di
kawasan Asia Tenggara.
d. KTT
IV di Singapura (27-29 Januari 1992)
KTT IV ini mempunyai
arti penting karena diadakan pada saat yang tepat yakni pada waktu dunia sedang
mengalami berbagai perubahan. Perubahan positif tersebut berupa tercapainya
persetujuan mengenai penyelesaian masalah Kamboja yang akan membuka kesempatan
bagi ASEAN untuk menjamin hubungan yang lebih erat dengan Negara-negara eks
Indochina di kawasan Asia Tenggara.
e. KTT
V di Bangkok, Thailand (14-15 Desember 1995)
f. KTT
VI di Hanoi, Vietnam (15-16 Desember 1998)
g. KTT
VII di Bandar Sri Begawan, Brunei Darussalam (5-6 November 2001)
h. KTT
VIII di Phnom Penh, Kamboja (4-5 November 2003)
i.
KTT IX di Bali, Indonesia (7-8 Oktober
2003)
j.
KTT X di Vientiane, Laos (29-30 November
2003)
k. KTT
XI di Kuala Lumpur, Malaysia (12-14 Desember 2005)
v PERANAN INDONESIA DALAM ASEAN
Peranan
Indonesia dalam ASEAN sangat besar di antaranya sebagai berikut:
a. Indonesia
merupakan salah satu Negara pemrakarsa berdirinya ASEAN pada tanggal 8 Agustus
1967.
b. Indonesia
berusaha membantu pihak-pihak yang bersengketa untuk mencari penyelesaian dalam
masalah Indochina. Indonesia berpendapat bahwa penyelesaian Indochina secara
keseluruhan dan Vietnam khususnya sangat penting dalam menciptakan stabilisasi
di kawasan Asia Tenggara. Pada tanggal 15-17 Mei 1970 di Jakarta
diselenggarakan konferensi untuk membahas penyelesaian pertikaian Kamboja.
Dengan demikian Indonesia telah berusaha menyumbangkan jasa-jasa baiknya untuk
mengurangi ketegangan-ketegangan dan konflik-konflik bersenjata di Asia
Tenggara.
c. Indonesia
sebagai penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pertama ASEAN yang
berlangsung di Denpasar, Bali pada tanggal 23-24 Februari 1976.
d. Pada
tanggal 7 Juni 1976 Indonesia pernah ditunjuk sebagai tempat kedudukan
Sekretariat Tetap ASEAN dan sekaligus ditunjuk sebagai Sekretaris Jendral
Pertama adalah Letjen. H.R. Dharsono yang kemudian digantikan oleh Umarjadi
Njotowijono.
v PELAKSANAAN KTT GERAKAN NON BLOK
a. KTT
I GNB (1-6 September 1961) di Beograd, Yugoslavia, Pelaksanaan KTT I GNB ini di
dorong oleh adanya krisis Kuba. Konferensi ini dihadiri oleh 25 negara dan
menghasilkan Deklarasi Beograd yang intinya menyerukan untuk menghentkan perang
dingin dan mendamaikan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Keputusan KTT I GNB ini
melalui Presiden Soekarno dan Presiden Medibo Keita (dari Mali) disampaikan
kepada Presiden F. Kennedy (Presiden Amerika Serikat). Sedangkan PM Nehru
(India) dan Pesiden Kwame Nkrumah (Ghana) menyampaikan kepada PM. Kruschev
(Perdana Menteri Uni Soviet).
b. KTT
II GNB (5-10 Oktober 1964) di Kairo, Mesir. Pada KTT II GNB ini diikuti oleh 47
negara peserta serta 10 peninjau lainnya antara lain Sekretaris Jendral
Organisasi Persatuan Afrika dan Liga Arab. Masalah perkembangan dan kerjasama
ekonomi juga mendapat perhatian pada KTT II GNB ini.
c. KTT
III GNB (8-10 September 1970) di Lusaka, Zambia. Negara peserta yang hadir ada
53 negara. Hasil terpenting KTT kali ini adalah perlunya upaya meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran Negara berkembang.
d. KTT
IV GNB (5-9 September 1973) di Algiers, Aljazair. KTT IV GNB ini membahas
tentang peningkatan kerjasama dan saling pengertian antara Negara-negara yang
sedang berkembang serta berusaha meredakan ketegangan di Timur Tengsh
pergolakan di Rhodesia, dan bagian-bagian Afrika lainnya.
e. KTT
V GNB (16-19 September 1976) di Kolombo, Srilangka pada KTT V GNB ini membahas
tentang penyelamatan dunia dari ancaman perang nuklir dan berusaha memajukan
Negara-negara non blok.
f. KTT
VI GNB (3-9 September 1979) di Havana, Kuba. KTT bertujuan memperjuangkan
bantuan ekonomi bagi Negara-negara non blok dan menggiatkan peran PBB dalam tat
ekonomi dunia baru.
g. KTT
VII GNB (7-12 Maret 1983) di New Delhi, India. KTT menhasilkan seruan
dilaksanakannya demokrasi tata ekonomi yakni dihapuskannya proteksionisme oleh
Negara maju.
h. KTT
VIII GNB (1-6 September 1986) di Harane, Zimbabue. KTT kali ini menghasilkan
seruan dihapuskannya politik Apartheid di Afrika Selatan serta membahas
sengketa Irak-Iran.
i.
KTT IX GNB (4-7 September 1989) di
Beograd, Yugoslavia. KTT yang dihadiri oleh 102 negara ini berhasil membahas
kerjasama Selatan-Selatan (antar Negara berkembang).
j.
KTT X GNB (1-6 September 1992) di
Jakarta, Indonesia. KTT yang dihadiri oleh 108 negara ini berhasil merumuskan
“Pesan Jakarta” (Jakarta Message) antara lain berusaha menggalang kerjasama
Selatan-Selatan dan Utara-Selatan.
Hasil KTT ini yang terpenting adalah :
• Hak azazi manusia dan kemerdekaan merupakan keabsahan universal dan percaya bahwa kemajuan ekonomi serta sosial akan memudahkan tercapainya semua sasaran. GNB menolak konsep mengenai hak asazi manusia dan demokrasi yang didiktekan oleh negara tertentu atas negara lain.
• Prihatin atas beban hutang dari negara-negara berkembang.
• Mendesak dilakukannya pembaruan ekonomi dunia guna memperkuat kemampuan PBB dalam meningkatkan kerjasama dan penggabungan internasional
• Menyerukan pengalihan anggaran militer untuk memudahkan peningkatan ekonomi, sosial dan negara-negara berkembang
• GNB memberikan perhatian terhadap masalah aparthid di Afrika Selatan di samping mengutuk terhadap pembasmian etnis Bosnia.
• Menyambut baik hasil Pertemuan Puncak Bumi di Rio de Jeneiro tentang lingkungan hidup dan pembangunan
• Hak azazi manusia dan kemerdekaan merupakan keabsahan universal dan percaya bahwa kemajuan ekonomi serta sosial akan memudahkan tercapainya semua sasaran. GNB menolak konsep mengenai hak asazi manusia dan demokrasi yang didiktekan oleh negara tertentu atas negara lain.
• Prihatin atas beban hutang dari negara-negara berkembang.
• Mendesak dilakukannya pembaruan ekonomi dunia guna memperkuat kemampuan PBB dalam meningkatkan kerjasama dan penggabungan internasional
• Menyerukan pengalihan anggaran militer untuk memudahkan peningkatan ekonomi, sosial dan negara-negara berkembang
• GNB memberikan perhatian terhadap masalah aparthid di Afrika Selatan di samping mengutuk terhadap pembasmian etnis Bosnia.
• Menyambut baik hasil Pertemuan Puncak Bumi di Rio de Jeneiro tentang lingkungan hidup dan pembangunan
k. KTT
XI GNB (16-22 Oktober 1995) di Cartagena, Kolombia. KTT ini dihadiri oleh 113
negara yang bertujuan memperjuangkan restrukturisasi dan demokratisasi di PBB.
l.
KTT XII GNB (1-6 Sepember 1998) di
Durban, Afrika Selatan. KTT XI GNB ini dihadiri oleh 113 negara, bertujuan
memperjuangkan demokratisasi dalam hubungan internasional.
m. KTT
XIII GNB (20-25 Februari 2003) di Kuala Lumpur, Malaysia. Resolusi KTT GNB
Kuala Lumpur antara lain berisi penolakan tiga negara -- Iran, Irak dan Korea
Utara , atas sebutan sebagai poros kejahatan (axis of evil) oleh Washington.
n. KTT
XIV GNB (11-16 September 2006) di Havana, Kuba. Menghasilkan deklarasi yang
mengutuk serangan Israel atas Lebanon, mendukung program nuklir Iran, mengritik
kebijakan Negara Amerika Serikat, dan menyerukan kepada PBB agar lebih berpihak
kepada negara kecil dan berkembang.
o. KTT GNB XV (2009)
KTT XIV diselenggarakan di Sharm El-Sheikh, Mesir tanggal 11-16 Juli 2009. Menghasilkan sebuah Final Document yang merupakan sikap, pandangan dan posisi GNB tentang semua isu dan permasalahan internasional dewasa ini. KTT ke-15 GNB menegaskan perhatian GNB atas krisis ekonomi dan moneter global, perlunya komunitas internasional kembali pada komitmen menjunjung prinsip-prinsip pada Piagam PBB, hukum internasional, peningkatan kerja sama antara negara maju dan berkembang untuk mengatasi berbagai krisis saat ini.
Terkait dengan dampak negatif krisis moneter global terhadap negara-negara berkembang, KTT ke-15 menegaskan pula perlunya GNB bekerja sama lebih erat dengan Kelompok G-77 dan China. Suatu reformasi mendasar terhadap sistem dan fondasi perekonomian dan moneter global perlu dilakukan dengan memperkuat peran negara-negara berkembang dalam proses pengambilan keputusan dan penguatan peran PBB.
KTT ke-15 GNB menyatakan bahwa GNB mendukung hak menentukan sendiri bagi rakyat, termasuk rakyat di wilayah yang masih di bawah pendudukan. Dalam konteks itu, GNB mendukung hak-hak rakyat Palestina dalam menentukan nasibnya sendiri, untuk mendirikan negara Palestina merdeka dan berdaulat dengan Jerusalem Timur sebagai ibu kota, serta solusi adil atas hak kembali pengungsi Palestina sesuai Resolusi PBB Nomor 194. GNB juga menolak segala bentuk pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Jerusalem Timur untuk tujuan mengubah peta demografis di dua wilayah tersebut. GNB juga meminta Israel melaksanakan resolusi Dewan Keamanan PBB dengan mundur dari Dataran Tinggi Golan hingga perbatasan 4 Juni 1967 dan mundur total dari sisa tanah Lebanon yang masih diduduki.
KTT XIV diselenggarakan di Sharm El-Sheikh, Mesir tanggal 11-16 Juli 2009. Menghasilkan sebuah Final Document yang merupakan sikap, pandangan dan posisi GNB tentang semua isu dan permasalahan internasional dewasa ini. KTT ke-15 GNB menegaskan perhatian GNB atas krisis ekonomi dan moneter global, perlunya komunitas internasional kembali pada komitmen menjunjung prinsip-prinsip pada Piagam PBB, hukum internasional, peningkatan kerja sama antara negara maju dan berkembang untuk mengatasi berbagai krisis saat ini.
Terkait dengan dampak negatif krisis moneter global terhadap negara-negara berkembang, KTT ke-15 menegaskan pula perlunya GNB bekerja sama lebih erat dengan Kelompok G-77 dan China. Suatu reformasi mendasar terhadap sistem dan fondasi perekonomian dan moneter global perlu dilakukan dengan memperkuat peran negara-negara berkembang dalam proses pengambilan keputusan dan penguatan peran PBB.
KTT ke-15 GNB menyatakan bahwa GNB mendukung hak menentukan sendiri bagi rakyat, termasuk rakyat di wilayah yang masih di bawah pendudukan. Dalam konteks itu, GNB mendukung hak-hak rakyat Palestina dalam menentukan nasibnya sendiri, untuk mendirikan negara Palestina merdeka dan berdaulat dengan Jerusalem Timur sebagai ibu kota, serta solusi adil atas hak kembali pengungsi Palestina sesuai Resolusi PBB Nomor 194. GNB juga menolak segala bentuk pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Jerusalem Timur untuk tujuan mengubah peta demografis di dua wilayah tersebut. GNB juga meminta Israel melaksanakan resolusi Dewan Keamanan PBB dengan mundur dari Dataran Tinggi Golan hingga perbatasan 4 Juni 1967 dan mundur total dari sisa tanah Lebanon yang masih diduduki.
Komentar
Posting Komentar